Anna Sulisetiawati

Bismillah ... Atas nama Tuhan yang Maha Pemurah Terima kasih atas ilmu yang tercurah Semoga melalui media ini ilmu makin terasah...

Selengkapnya
Navigasi Web
MUSIK PEMICU SEMANGAT

MUSIK PEMICU SEMANGAT

Tantangan hari ke-34

#TantanganGurusiana

Dentum suara instrumen musik bergemuruh di ruang kelas siang itu. Mengiringi para siswa yang sedang belajar menyelesaikan tugas dari guru. Musik memang banyak dikenal memiliki banyak manfaat untuk digunakan dalam mendukung suasana tertentu. Bahkan musik kini telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Hampir semua orang di sela-sela aktifitasnya setiap hari selalu mendengarkan musik, baik ketika sedang berada di dalam mobil sambil menunggu kemacetan terurai, ataupun ketika sedang berada di sebuah kafe.

Pun demikian dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, semangat diperlukan agar hasil yang didapat bisa maksimal. Namun, yang namanya semangat memang kadang kita tidak pernah tahu kapan datang dan perginya. Nah, untuk membangkitkan kembali semangat yang pudar, bisa dengar mendengar musik.

Musik sebagai sebuah seni, dapat dengan mudah menenangkan atau memperkuat emosi, apalagi menambah semangat. Menurut beberapa artikel, mendengarkan musik dapat bermanfaat bagi kita dalam menghadapi kecemasan misalnya, atau mengontrol emosi bahkan meredakan stres. Musik diyakini mampu mengaktifkan pusat penghargaan otak dan memotivasi pembelajaran.

Berbagai musik dapat digunakan untuk mendukung mood agar membaik. Musik dengan beat yang cepat biasanya membuat badan ingin bergerak dan bergembira sehingga dapat digunakan untuk mengembalikan kondisi semangat yang hilang. Hal ini pernah terbukti saat pembelajaran di kelas siang, dimana semangat sedang hilang akibat terlalu kenyang setelah makan siang. Jadilah para siswa lomba menguap secara bergantian (heheheeee).

Tak ingin keadaan terus-menerus galau, diputarlah musik dengan beat yang cepat menghentak seisi kelas yang lantas bergegas menyelesaikan seluruh tugas. Berbeda kondisi saat para siswa belajar diiringi dengan musik klasik, mereka cenderung tenang dan sedikit lambat bahkan ada juga yang mengantuk. Begitu pengakuan jujur mereka, para generasi milenial. Ternyata kelas tersebut didominasi oleh para penikmat musik beat yang cenderung cepat.

Seolah tak ingin terkurung oleh musik dengan beat cepat, para siswa melakukan negosiasi agar diijinkan untuk memilih jenis musik yang mereka suka. Tak tega juga rasa ini, bila sudah berhadapan dengan siswa dengan wajah penuh drama (memohon dengan wajah memelas). Finally .. mereka merdeka belajar, walau untuk sementara merdeka belajar dalam memilih musik pendukung saat belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post