Tantangan hari ke-13

Ngopi itu candu. Seperti hari ini dan hari-hari sebelumnya. Semua jenis kopi yang dijual di pasaran (atau minuman rasa kopi kata teman saya yang pecinta kopi sejati) sudah pernah saya coba. Sebab kopi itu candu bagi saya. Namun saya memang tipe yang tak setia karena tak pernah dalam sehari saya minum kopi dengan rasa yang sama. Pasti akan berbeda rasa. Jika di pagi hari kopi hitam yang saya minum, maka di siang atau malam harinya pasti kopi susu yang saya sesap.

Kopi bagi saya mampu menenangkan jiwa. Menghilangkan jenuh agar mampu berpikir jernih. tulah mengapa kopi jadi candu bagi saya. Candu yang akan membuat perasaan gelisah bila sehari saja tidak menyesapnya. Tapi tidak demikian dengan raga ini. Berbanding terbalik dengan jiwa yang lebih tenang bila secangkir kopi telah tandas, raga ini seakan menjadi pengingat agar candu tidak terlalu hingga maut menunggu.

Karena kandungan kafein yang terdapat dalam kopi selain bermanfaat juga akan menjadi semacam kiamat bagi siapapun yang terlalu nyandu. Sejatinya kopi hitam akan berkhasiat bila dikonsumsi tanpa gula. Apalagi saat menyesap kopi hitam ditemani biskuit manis beraroma kismis. Syahdu abis!. Sebaliknya bila kopi dikonsumsi dengan gula dan menghasilkan rasa yang manis, maka dikhawatirkan meningkatkan kadar gula. Hidup adalah pilihan. Is not right?

Menulis di tantangan gurusiana juga candu. Itu harus diakui. Setiap hari yang dilalui lebih bermakna karena bisa dituliskan di media gurusiana. Semua itu karena gurusiana. Tantangan harus ditaklukkan meski masih jauh dari harapan. Sejauh waktu berjalan, banyak kisah yang telah tersurat di media gurusiana. Walau hingga saat ini saya masih mencari cara untuk menularkan candu menulis pada siswa dan guru yang belum mampu saya lakukan. Ada ide ?

#TantanganGurusiana